Jakarta atau yang biasa disebut dengan Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta berlokasi di bagian utara barat Pulau Jawa berbatasan langsung dengan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Karena luas wilayahnya yang tidak terlalu besar, tentunya provinsi yang juga menjadi pusat ibukota negara Indonesia ini tidak memiliki banyak cadangan sumber daya alam yang melimpah jika dibandingkan dengan provinsi lainnya. Berikut adalah beberapa sumber daya alam yang bisa ditemui di DKI Perikanan dan KelautanPotensi perikanan di Jakarta banyak ditemui di wilayah pesisir utara Jakarta dan di wilayah Kepulauan seribu. Diantara hasil utamanya adalah ikan konsumsi yang diperoleh dari tangkapan seperti berbagai jenis ikan, cumi, udang, kepiting, dan ikan lainnya adalah ikan tambak dan ikan air tawar yang dikembangkan di kolam-kolam. Selain itu, Jakarta juga menghasilkan berbagai jenis ikan hias yang banyak diperdagangkan sebagai peliharaan di menghasilkan produk pangan perikanan, laut Jakarta juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi pariwisata kelautan baik itu di wilayah pesisir utara maupun di kawasan Kepulauan PertambanganTambang yang ada di Jakarta adalah berupa minyak bumi dan gas alam yang di eksplorasi di Pulau Pabelokan, Kepualauan Seribu. Kegiatan pertambangan di blok ini mulai berjalan sejak tahun 2000 dengan kapasitas produksi rata-rata mencapai 4 juta barel per PertanianMeski kegiatan ekonomi Jakarta lebih banyak berasal dari sektor industri dan jasa, akan tetapi kegiatan pertanian juga masih ada disini. Pada tahun 2020, setidaknya ada 414 hektar lahan pertanian di Jakarta yang dikelola oleh 15 kelompok tani. Lahan pertanian tersebut berada di Kecamanatan Kalideres dan Kecamatan Kembangan, Jakarta BaratKecamatan Cilincing, Jakarta UtaraKecamatan Cakung, Jakarta umum, jenis pertanian yang dikembangkan selain padi adalah pertanian hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, dan tanaman PeternakanSumber daya alam pangan lain yang menjadi potensi ekonomis di Jakarta adalah dari sektor peternakan. Menurut data dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta mengalami pertumbuhan dalam populasi ternak dari tahun ke ternak mayoritas yang dihasilkan Provinsi DKI Jakarta adalah berupa itik/itik manila, diikuti dengan kambing, sapi perah, domba, sapi potong, kuda, dan kerbau.DKIJakarta memiliki banyak tempat wisata yang dapat dikunjungi dan menjadi daya tarik wisatawan. Sebagian besar wisata yang ada di DKI Jakarta adalah tempat wisata yang mengandung sejarah seperti museum-museum dan bangun bersejarah. DKI Jakarta selain sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian juga memiliki potensi wisata yang menarik.
Berlokasi di Pulau Jawa yang dilewati cincin api ring of fire, Jakarta rawan akan bencana alam. Jakarta rentan akan bencana alam seperti banjir, penurunan muka tanah land subsidence, hingga gempa bumi. Sebagai Kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, Jakarta juga rawan akan bencana non-alam seperti kebakaran. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 143 Tahun 2015 tentang Rencana Penanggulangan Bencana di Provinsi DKI Jakarta. Melalui peraturan tersebut, dipetakanlah beberapa potensi bencana yang mengancam Jakarta mulai dari bencana alam maupun non-alam. Keselamatan warga dan wilayah Jakarta menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta. Melalui Indeks Risiko Bencana Indonesia IRBI 2021, Provinsi DKI Jakarta memiliki indeks 60,43 atau masuk kategori sedang. Nilai pada indeks ini cenderung menurun sejak tahun 2015 dan membuktikan upaya konkret Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga ketahanan dan stabilitas wilayah dari risiko bencana. Dari keseluruhan bencana yang terjadi di Jakarta, banjir dan kebakaran mendominasi dengan frekuensi tinggi dan berulang. Guna menanggulangi banjir, Pemprov DKI Jakarta telah menambah jumlah Disaster Early Warning System DEWS sebanyak 9 sembilan unit yang ditempatkan di daerah rawan banjir, yaitu Kelurahan Kapuk, Kembangan, Cipulir, Pengadegan, Cilandak Timur, Pejaten Timur, Cawang Cipinang Melayu, dan Kebon Pala. Kemudian juga telah dibuat Automatic Weather System AWS sebanyak 31 tiga puluh satu unit yang ditempatkan di 5 lima wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu. Sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta menjadi pusat dari perniagaan dan pemerintahan nasional. Kota Jakarta merupakan pusat dari wilayah aglomerasi Jabodetabekpunjur Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jabodetabekpunjur. Selama puluhan tahun sebagai Ibu Kota Negara, Provinsi DKI Jakarta berkontribusi sebesar 17,3% bagi perekonomian nasional di tahun 2018, melalui aktivitas bisnis nasional hingga internasional serta kegiatan UMKM. Tingginya mobilitas penduduk dan aktivitas perkotaan membutuhkan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai. Karenanya, pengembangan Kota Jakarta ke depan akan berorientasi bagi konektivitas transportasi publik yang menghubungkan Jakarta dengan wilayah sekitarnya. Hingga tahun 2030, Jakarta akan mengoptimalisasi pembangunan transportasi publik yang semakin memudahkan perpindahan tiap warganya. Melalui pengembangan Bus Rapid Transit BRT TransJakarta serta KRL loop line Jabodetabek yang akan didukung oleh penyediaan moda transportasi baru seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek. Perpindahan Ibu Kota Negara tidak serta-merta menghilangkan status Jakarta sebagai Kota Global yang berkontribusi tinggi bagi perekonomian nasional. Jakarta akan tetap menjadi prioritas pembangunan sebagai pusat aktivitas bisnis dan keuangan dengan skala regional dan global. Bahkan, Jakarta akan menjadi pusat perekonomian dengan kota-kota di ASEAN. Penduduk DKI Jakarta tercatat sebanyak jiwa per tahun 2021. Dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak atau 50,37% dan penduduk perempuan sebanyak jiwa atau 49,63%. Selama periode 2017-2021 laju pertumbuhan penduduk meningkat sebanyak 2,13% dengan rata-rata pertumbuhan per tahun antara 1 -1,1%. Provinsi DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, dengan kepadatan penduduk jiwa/km². Struktur penduduk DKI Jakarta didominasi oleh usia produktif 15-60 tahun sebanyak jiwa atau sebanyak 71,52% dari total penduduk. Penduduk usia belum produktif 0-14 tahun sebanyak jiwa atau 22%, serta usia non-produktif yang sudah melewati masa pensiun sebanyak jiwa atau 5,80%.
Artikelini menjajaki penggunaan senyawa alami silvestrol sebagai potensi solusi dalam menangani virus corona. Kehadiran Undang-Undang ini akan mendorong pengelolaan sumber daya genetik lebih komprehensif dan Indonesia sebagai negara megabiodiversitas dapat berkontribusi besar dalam penemuan berbagai obat atau vaksin, termasuk untuk virus
UrgensiKebijakan Reklamasi Pantai Utara DKI Jakarta dan Dampak yang Ditimbulkan: TATALOKA: Vol. 21 No. 4, November 2019: Potensi Sumber Daya Alam Fosil Kayu di 1bUKvH.